Selasa, 17 Juli 2012

Introduksi: Prinsip Pembentukan Fisik dalam Sepakbola

Saya yakin setiap pencinta sepakbola akan mengingat pertandingan antara Brazil melawan Belanda pada Piala Dunia 1994. Sebuah pertandingan dengan tensi tinggi dimana kondisi fisik berperan sangat penting. Pada pertandingan tersebut Brazil memenangkan pertandingan dengan skor 2-0 dan Belanda gagal memanfaatkan beberapa kesalahan yang dibuat oleh para pemain belakang Brazil untuk menyamakan skor. Belanda sebagai tim yang lebih mengontrol permainan akhirnya kalah akibat para pemainnya kurang mampu mengatasi tekanan mental. Faktor psikologi memang punya peran dominan dalam suatu pertandingan sepakbola, terutama setelah kekuatan fisik dan reaksi pemain berkurang. Brazil telah menyiapkan fisiknya secara baik dan mampu mengatasi situasi di bawah tekanan tersebut dan memenangkan pertandingan. Namun,

Brazil sendiri juga pernah mengalami kejadian dimana keunggulan fisik lawan menjadi penentu dalam pertandingan. Pada even Olimpiade 1996, Brazil sempat unggul 3-1 atas Nigeria sampai menit ke-65, namun akhirnya harus mengakui kekalahan dengan skor 4-3 akibat kelelahan fisik.

Dalam bab ini, kita akan mendiskusikan beberapa metode pembentukan fisik dan jenis – jenis latihan yang dikembangkan dan digunakan oleh timnas Brazil. Tetapi pembahasannya tidak akan dilakukan secara detail, karena untuk membahasnya secara lengkap akan membutuhkan satu buku tersendiri.

Kita akan fokus pada konsep yang dikembangkan di persepakbolaan Amerika bagian Utara yang dapat menghasilkan pemain yang kompeten dengan berbagai prestasinya di level kompetisi internasional.

Sejarah pembentukan fisik sebagai salah satu faktor paling penting dalam persiapan sebuah tim nasional dimulai saat digelarnya Piala Dunia pada tahun 1966. Inggris sebagai tuan rumah sangat berambisi untuk memenangkan turnamen tersebut. Terutama karena mereka adalah Negara asal sepakbola. Satu – satunya tim tangguh yang menjadi penghalang ambisis mereka adalah Brazil, juara dunia tahun 1958 di Swedia dan 1962 di Chili, dengan ciri permainannya yang mengandalkan skill dan kecepatan.

Pada saat turnamen sesungguhnya berlangsung, Inggris menciptakan strategi man on man marking yang membutuhkan kondisi fisik prima dari para pemain. Lewat strategi ini, pemain-pemain Inggris tidak memberikan ruang bagi Brazil, khususnya kepada Pele. Mereka benar – benar mendominasi Piala Dunia 1966 dan membatasi ruang gerak pemain lawan yang merupakan langkah awal dalam pengembangan prinsip pertahanan dalam strategi sepakbola modern.

Semua sekolah sepakbola di dunia menjadi sangat tertarik dengan berbagai metoda latihan Inggris yang menitikberatkan pada fisik, khususnya di Jerman dan Spanyol. Dari pengalaman tahun 1966 tersebut, para pelatih fisik Brazil menghabiskan waktu bertahun – tahun di sekolah sepakbola Eropa untuk mempelajari cara terbaik dalam membuat program latihan fisik yang efektif dan tepat, dan pelatihan itu dikenal dengan istilah Total Training Method. Prinsip ini kemudian menjadi dasar perencanaan latihan fisik di berbagai klub sepakbola dan timnas Brazil.

Sistem pelatihan fisik Brazil ini kemudian dibawa ke sekolah-sekolah sepakbola di Amerika bagian Utara, dan berhasil mendorong peningkatan yang signifikan khususnya pada pembentukan fisik. Beberapa pelatih MLS (Major League Soccer) mengangkat pelatih fisik untuk menjadi asisten mereka. Mereka menyadari betapa pentingnya memiliki pengetahuan yang cukup untuk membentuk fisik pemain khusunya bagi pemain muda.

Prinsip pembentukan fisik adalah mengembangkan fisik pemain untuk mencapai performa yang baik. Langkah – langkah yang harus dipertimbangkan ketika menyiapkan program ini adalah :

Meningkatkan sistem pernafasan melalui aerobik dan anaerobik.
Meningkatkan kadar darah yang dipompa oleh organ hati ke seluruh tubuh.
Membentuk otot di bagian tubuh tertentu.
Meningkatkan otot di bagian tendon dan ligamen.
Mengurangi kadar asam pada otot selama bermain sepakbola


Untuk memahami dan mengawasi apakah langkah – langkah tersebut dilakukan dengan baik, dibutuhkan seorang spesialis (pelatih fisik) yang bertujuan memonitor perkembangan fisik pemain. Berikut ini adalah beberapa tanggung jawab seorang pelatih fisik yang direkomendasikan oleh Prof. Julio Mazzei :

Perencanaan, pendidikan, pengarahan dan supervisi program pembentukan fisik (atletik dan psikologi) secara berkala mingguan, bulanan dan tahunan.
Perencanaan, pendidikan, pengarahan dan supervisi pemanasan sebelum sesi latihan (teknis dan taktik) dan sebelum sesi permainan.
Membantu direktur teknik ketika diminta bantuan sepanjang sesi taktik dan teknis.
Membentuk dan menyesuaikan program fisik khusus bagi pemain yang sedang cedera, yang berhubungan dengan bagian medis dan terapi fisik.
Memberikan hasil ringkasan mingguan untuk aktivitas latihan yang telah dilakukan, sebagai supervisi bagi pengembangan pemain.
Memberikan pendapat pribadi mengenai kuantitas dan kualitas pertandingan persahabatan pada level, daerah, nasional ataupun internasional yang telah dilakukan tim.
Menyimpan data hasil latihan (lihat bab perencanaan) dan berbagai data penting yang berhubungan dengan aktivitas pengembangan dan perencanaan yang akan berguna untuk kebutuhan tahun depan.
Mengorganisir dan mengarahkan evaluasi kondisi fisik pemain.
Mengikuti seminar, kursus, simposium dan memperoleh lisensi yang dapat mengenalkan teknik, sistem dan metode pelatihan baru.
Memberikan ringkasan evaluasi fisik dan performance permainan setiap pemain, serta selalu memberikan peringatan untuk kebiasaan buruk di luar lapangan yang dapat mempengaruhi kondisi fisik mereka.
Selalu menganalisis permainan pemain, dan ingat ungkapan psikologis asal Perancis M. Baquet :

‘Kamu berjalan dengan kaki, bernafas dengan paru-paru, berlari dengan hati tetapi capailah tujuan dengan perasaanmu’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar